Skip to main content

Karya Luar Biasa Mahija Lewat Dewi Fashion Knights Tutup Gelaran JFW 2024

 Hi Fashion People! 

Jenama aksesori asal Yogyakarta Mahija menutup gelaran Jakarta Fashion Week 2024. Pagelaran ini sebagai bagian dari rangkaian pertunjukan Dewi Fashion Knights. Sang desainer Galuh Anindita seolah ingin menyampaikan bahwa selalu ada harap dan terang dalam setiap keterpurukan dan kegelapan. 



Dewi Fashion Knights adalah sebuah perayaan dan salah satu bentuk dukungan Majalah Dewi terhadap fashion Indonesia. Perayaan ini sebagai wujud dan dedikasi Majalah Dewi sebagai majalah fashion dan lifestyle tertua di Indonesia. Majalah Dewi memiliki pengalaman panjang dalam mengamati dan menjadi bagian dari perkembagan fashion nasional. 



Dewi Fashion Knights (DFK) selalu menjadi mata acara yang ditunggu-tunggu pecinta fashion di Jakarta Fashion Week. Sama dengan halnya dengan tahun lalu, tahun ini Dewi Fashion Knights hadir dalam dua lini, yaitu ready to wear (Jan Sober, Rama Dauhan, Byo) dan adibusana (Mahija dan Hian Tjen). 



Sebagai pentup rangkaian pagelaran Jakarta Fashion Week 2024. Mahija menampilkan karya dengan mengangkat tema 'The Artistry' yang berfokus pada karya-karya buatan tangan dengan tingkat kerumitan yang tinggi. Bagi sebagian orang aksesori ternyata tak sekadar melengkapi tampilan kamu saja, lho. Buktinya dalam koleksi ini Galuh Anindita ingin berbicara soal kematian.


"Kalau kita bisa bikin selebrasi kehidupan kita, kenapa kita juga nggak menselebrasikan kematian?" Ungkap Galuh dalam konferensi pers. 

Show dimulai! 
Show diawali dengan sajian audio visual yang begitu membius penonton. Campuran bunyi alat musik tradisional dan modern semakin intens dan terdapat monolog yang seolah-olah serupa mantra. 


"Bersama kita akan sejahtera. Bersama kita lampaui bahaya."

Ada dua penari yang mengawali show. Gerak dan ekspresinya begitu liar dan tegas, seperti halnya aksesori Mahija. Para model didandani serba hitam baik riasan wajah maupun busana yang dikenakan. Bahkan mereka tampil tanpa alasa kaki dan dalam kondisi hitam legam dengan raut wajah datar. 


Aksesori fokus pada material kuningan, perak, dan emas yang dihadirkan dalam rupa anting, cincin, kalung, hiasan hidung, hiasan kepala, dan dagu. aksesori ini memberikan kesan 'wild' dan 'raw' di mana bentuknya yang abstrak dan tak biasa. 


Melihat dari show ini, Mahija seperti membangkitkan deret aksesori ini dari neraka. Dalam sebagian kepercayaan tertentu, setelah kematian manusia dihadapkan pada dua pilihan, yaitu surga dan neraka. 'Encased Embers' rasanya seperti bungkusan api atau bara neraka sekaligus api yang diperlukan dalam proses pembuatan aksesori. 



Pagelaran selama kurang lebih satu jam ini memberikan sarat akan pelajaran hidup bahwa kematian memang identik dengan kegelapan seperti halnya busana serba hitam yang dikenakan oleh model. Namun di sela kegelapan itu, ada secercah cahaya yang menyimbolkan harapan. 

(Yopi Saputra/Images : Jakarta Fashion Week 2024)










Comments

Popular Posts

Pilihan Hadiah Lebaran Unik dari The Palace dan Lakuemas

Hi Fashion People ! Brand perhiasan The Palace kembali berkolaborasi dengan Lakuemas untuk menghadirkan pengalaman berbagi yang unik di momen Ramadan dan Idul Fitri. Mungkin biasanya lebaran identik dengan berbagai tunjangan hari raya (THR) berupa uang, The Palace dan Lakuemas mengajak para pecinta perhiasan dan pelanggan setianya untuk berbagi THR berupa emas.  Brand Manager The Palace Jeweler Winny Melita menjelaskan, momentum Ramadan dan Idul Fitri sangat lekat kaitannya dengan berbagi. Hal ini seperti sudah membudaya bagi masyarakat Indonesia.   " Memang sudah budayanya orang Indonesia di bulan Ramadan itu memberikan sesuatu ke keluarga, teman terdekat.  Memberinya tidak selalu uang, tetapi juga bisa perhiasan, " kata Winny dalam sesi Media Gathering The Palace dan Lakumas di Senayan Park, Jakarta Pusat.  Menurut dia, perhiasan menjadi hadiah yang penuh kenangan dan punya nilai emosional yang bisa diwariskan kepada anak cucu.  Dalam waktu bersamaan, Brand M...

Gemerlap dan Keanggunan Bertemu dalam Glitz Gala Karya Ivan Gunawan

Hi  Fashion People ! Di tengah atmosfer gemerlap panggung Plaza Indonesia Fashion Week (PIFW) 2025. Desainer Ivan Gunawan menutup hari dengan pertunjukkan yang memukau bertajuk Glitz Gala. Sebuah persembahan mode yang merayakan kemewahan dan ekspresi diri dalam balutan keanggunan, dan pesona malam yang berkilau.  Panggung runaway dipenuhi aura glamor dengan gaun-gaun panjang menjuntai dengan detail payet, kristal, dan rupa-rupa corak bunga yang menggoda, dan sentuhan satin yang memantulkan cahaya disetiap langkah para model.  Kombinasi warna-warna cerah yang memikat seperti emas, perak, merah marun, dan hitam berpadu menghadirkan suasana megah layaknya pesta malam di istana modern.  Melirik pada hiasan telinga berwujud artistik berwarna emas dan perak dan kalung emas dengan batu zamrud menambah semarak ornamen dalam sebuah tampilan yang dramatis.  Koleksi ini seolah-olah menegaskan kembalinya jati diri seorang Ivan Gunawan sebagai desainer yang tak sekadar menci...

Indonesia Pop Art

Hi Fashion People ! Pop art yang berasal dari kata populer art merupakan aliran seni yang memanfaatkan simbol dan gaya visual yang berasal dari media massa yang populer seperti surat kabar, televisi, iklan, media sosial, dan lain-lain. Pop art merupakan sebuah gerakan seni yang awal mulanya muncul di Inggris pada tahun 1950-an di awal-awal zaman post modern art , zaman di mana semua orang sudah mulai bosan dengan gaya modern.  Kemunculan Pop art di tengah masyarakat memberikan angin segar, karena Pop art berhasil mendobrak batas-batas artian seni yang agung. Pada waktu itu, seni hanyalah sesuatu yang hanya dinikmati oleh kalangan kelas atas, sehingga adanya gerakan Pop art , seni bisa dinikmati oleh semua kalangan, mulai dari golongan bawah hingga golongan atas.  Di Indonesia, Pop art muncul dan berkembang sejak tahun 1970. Pada Agustus 1975 mulai muncul Gerakan Seni Rupa Baru (GSBR). Gerakan ini muncul atas dasar keinginan untuk kebebasan berekspresi dan tanpa ikatan ...